Tafsimix - cerpen fiksi misteri. Malam itu, Dea tengah berkumpul dengan keluarganya di ruang makan. Sang Ibu meminta Dea memanggil salah satu kakaknya, Rani yang kebetulan belum turun dari kamarnya. Setibanya di kamar sang kakak, Dea menjerit histeris saat mendapati tubuh Rani tergeletak bersimbah darah di lantai. Rani adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ketika anggota keluarga yang lain datang, sama seperti Dea mereka juga begitu histeris.
Saat dokter datang bersama beberapa polisi, Rani dinyatakan meninggal. Polisi segera memeriksa lokasi kejadian untuk menyelidiki kasus tersebut. Di dalam kamar mandi, polisi menemukan pesan teror yang ditulis di cermin menggunakan darah. Penulis pesan tersebut mengatakan bahwa seluruh anak dalam keluarga itu akan mati.
Pesan teror tersebut tentu saja membuat keluarga Dea panik. Masih belum hilang kesedihan atas kepergian Rani, kini mereka harus menghadapi teror yang mengancam keselamatan mereka. Demi keselamatan anak lainnya, polisi memutuskan untuk berjaga-jaga sembari menyelidiki pelaku di balik pembunuhan tersebut.
Seminggu pasca kematian Rani, polisi masih belum dapat menemukan pelakunya. Namun sebuah pesan teror kembali ditemukan di kamar Nancy, anak kedua di keluarga tersebut. Nancy menjerit ketakutan saat Ia menemukan sebuah boneka tergantung di atas langit-langit kamarnya. Boneka berukuran seperti manusia itu digantung di bagian leher persis seperti orang gantung diri.
Keluarga Dea menjadi sangat panik. Mereka berfikir bahwa salah satu dari mereka akan mati dalam kondisi tergantung. Dugaan mereka ternyata benar. Tepat dua hari setelah penemuan pesan teror tersebut, Nancy ditemukan tewas tergantung di kamarnya, tak jauh dari posisi boneka yang sebelumnya digantung di sana.
Keluarga Dea kembali berduka. Kematian Nancy membuat keluarga itu semakin terpukul. Mereka tidak mengerti siapa orang di balik pembunuhan tersebut dan apa motifnya. Namun sang Ayah kemudian meminta polisi untuk menginterogasi salah satu pesaing bisnisnya yang kebetulan sempat bertengkar hebat dengannya sebelum kematian anak pertamanya, Rani.
Awalnya sang Ayah tidak berfikir sampai ke sana, tapi mengingat perselisihannya dengan orang tersebut sangat sengit, ia berfikir mungkin ada dendam di antara mereka. Tapi saat polisi menangkap orang yang dimaksud, tidak ada bukti sama sekali yang mengarah ke orang tersebut. Poloisi pun membebaskannya.
Merasa polisi tak cukup membantu, sang Ayah lantas memutuskan untuk menyewa detektif. Sang Ayah juga memasang banyak cctv di sekeliling rumah dan kamar putrinya dengan harapan mendapat petunjuk. Tapi semua itu sepertinya sia-sia.
Tepat lima hari setelah kematian Nancy, anak ketiga dalam keluarga tersebut, David ditemukan sekarat di dalam kolam renang. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan, nyawa David tidak tertolong dan semakin menambah kesedihan dalam kekuarga Dea.
Polisi segera memeriksa lokasi kejadian dan menyelidiki rekaman cctv untuk melihat kejadian hari itu. Namun sama sekali tidak ada petunjuk karena dalam rekaman cctv sama sekali tidak terlihat pelaku pembunuhan. Dalam rekaman hanya terlihat David yang berlari ketakutan menuju kolam renang. Ketika melompat ke air, David sudah terlihat sekarat.
Lagi-lagi polisi tidak dapat berbuat apa-apa. Detektif yang disewa sang Ayah pun tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Namun melihat pola yang terjadi sejauh ini, sang detektif mengatakan bahwa mereka harus melindungi Leah, anak keempat di keluarga tersebut sebab kemungkinan besar Leahlah korban selanjutnya.
Leah yang berusia 12 tahun tampak ketakutan mendengar penjelasan tersebut. Atas saran polisi, keluarga Dea pun pergi meninggalkan rumah untuk sementara. Mereka pergi ke suatu tempat rahasia yang mereka fikir aman untuk keluarga itu. Karena kejadian itu, sang Ayah terpaksa meninggalkan segala urusan bisnisnya sebab nyawa anaknya jauh lebih penting.
Akan tetapi, upaya mereka untuk lolos dari maut sepertinya tidak membuahkan hasil. Sempat merasa tenang selama hampir sepuluh hari, keluarga Dea kembali dikejutkan dengan kematian Leah dan adiknya Shena. Kedua gadis kecil itu ditemukan tewas di kamar mereka saat pagi hari. Anehnya, tidak ada tanda-tanda pembunuhan dan mereka terlihat seperti sedang tidur.
Kejadian tersebut tentu saja membuat orangtua Dea terpukul. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu sebulan, lima anak mereka tewas dan hingga saat ini tidak diketahui siapa pelakunya. Hasil autopsi menunjukkan bahwa Leah dan Shena meninggal karena keracunan. Meski begitu siapa yang meracuni mereka masih tetap dalam penyelidikan polisi.
Kejadian yang menimpah keluarga Dea dalam kurun waktu sebulan ini membuat sang Ibu sangat terpukul. Meski masih ada Dea, satu-satunya anak yang masih hidup, sang Ibu terlihat menyerah. Ia bahkan menggerutu bahwa Dea juga akan pergi. Bukannya simpati, sang detektif yang disewa oleh Ayah Dea malah menuduh sang Ibu sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut.
Tentu saja tuduhan itu membuat Ayah Dea terkejut. Begitu juga sang istri. Namun saat sang detektif menghadirkan sebuah rekaman cctv, Ayah Dea terlihat shock. Dalam rekaman itu terlihat Ibu Dea mencampurkan sesuatu ke dalam susu yang selanjutnya akan diminum oleh Leah dan Shena. Namun ternyata, Ibu Dea hanya mencampurkan obat yang memang biasa dikonsumsi oleh anaknya.
Sambil menatap penuh kebencian ke arah Dea, sang Ibu lantas menuduh Dea, gadis kecil berusia 7 tahun sebagai pembunuh. Hal itu tentu membuat semua orang terkejut. Sedangkan Dea langsung menangis dan menghampiri Ayahnya.
Ayah Dea kemudian meminta sang Ibu untuk tetap tenang dan berfikir jernih. Pria itu tidak habis fikir bagaimana sang istri bisa menuduh gadis kecil seperti Dea sebagai pembunuh. Tentu saja tidak ada yang percaya jika bocah kecil yang polos itu mampu membunuh lima suadaranya dengan kejam. Sekalipun Dea adalah anak angkat, sang Ayah tak percaya bahwa Dea yang melakukannya.
Akan tetapi, beberapa polisi yang datang setelah itu membenarkan tuduhan sang Ibu. Menurut rekaman cctv yang diselidiki polisi, Dea terlihat bersembunyi di balik sebuah pot tanaman besar ketika David sekarat di dalam kolam renang. Dalam rekaman itu, David juga terlihat mengarahkan pandangannya ke arah pot tersebut.
Seolah menguatkan dugaan tersebut, Ibu Dea kemudian menjelaskan bahwa malam itu Ia meminta Dea untuk mengantarkan susu pada kakaknya. Jika memang Leah dan Shena meninggal karena racun, maka Ia yakin bahwa Dealah pelakunya. Pernyataan tersebut akhirnya dibenarkan oleh salah seorang penjaga rumah yang mengaku melihat Dea mencampurkan sesuatu ke dalam susu yang Ia bawa.
Saat dokter datang bersama beberapa polisi, Rani dinyatakan meninggal. Polisi segera memeriksa lokasi kejadian untuk menyelidiki kasus tersebut. Di dalam kamar mandi, polisi menemukan pesan teror yang ditulis di cermin menggunakan darah. Penulis pesan tersebut mengatakan bahwa seluruh anak dalam keluarga itu akan mati.
Pesan teror tersebut tentu saja membuat keluarga Dea panik. Masih belum hilang kesedihan atas kepergian Rani, kini mereka harus menghadapi teror yang mengancam keselamatan mereka. Demi keselamatan anak lainnya, polisi memutuskan untuk berjaga-jaga sembari menyelidiki pelaku di balik pembunuhan tersebut.
Seminggu pasca kematian Rani, polisi masih belum dapat menemukan pelakunya. Namun sebuah pesan teror kembali ditemukan di kamar Nancy, anak kedua di keluarga tersebut. Nancy menjerit ketakutan saat Ia menemukan sebuah boneka tergantung di atas langit-langit kamarnya. Boneka berukuran seperti manusia itu digantung di bagian leher persis seperti orang gantung diri.
Keluarga Dea menjadi sangat panik. Mereka berfikir bahwa salah satu dari mereka akan mati dalam kondisi tergantung. Dugaan mereka ternyata benar. Tepat dua hari setelah penemuan pesan teror tersebut, Nancy ditemukan tewas tergantung di kamarnya, tak jauh dari posisi boneka yang sebelumnya digantung di sana.
Keluarga Dea kembali berduka. Kematian Nancy membuat keluarga itu semakin terpukul. Mereka tidak mengerti siapa orang di balik pembunuhan tersebut dan apa motifnya. Namun sang Ayah kemudian meminta polisi untuk menginterogasi salah satu pesaing bisnisnya yang kebetulan sempat bertengkar hebat dengannya sebelum kematian anak pertamanya, Rani.
Awalnya sang Ayah tidak berfikir sampai ke sana, tapi mengingat perselisihannya dengan orang tersebut sangat sengit, ia berfikir mungkin ada dendam di antara mereka. Tapi saat polisi menangkap orang yang dimaksud, tidak ada bukti sama sekali yang mengarah ke orang tersebut. Poloisi pun membebaskannya.
Merasa polisi tak cukup membantu, sang Ayah lantas memutuskan untuk menyewa detektif. Sang Ayah juga memasang banyak cctv di sekeliling rumah dan kamar putrinya dengan harapan mendapat petunjuk. Tapi semua itu sepertinya sia-sia.
Tepat lima hari setelah kematian Nancy, anak ketiga dalam keluarga tersebut, David ditemukan sekarat di dalam kolam renang. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan, nyawa David tidak tertolong dan semakin menambah kesedihan dalam kekuarga Dea.
Polisi segera memeriksa lokasi kejadian dan menyelidiki rekaman cctv untuk melihat kejadian hari itu. Namun sama sekali tidak ada petunjuk karena dalam rekaman cctv sama sekali tidak terlihat pelaku pembunuhan. Dalam rekaman hanya terlihat David yang berlari ketakutan menuju kolam renang. Ketika melompat ke air, David sudah terlihat sekarat.
Lagi-lagi polisi tidak dapat berbuat apa-apa. Detektif yang disewa sang Ayah pun tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Namun melihat pola yang terjadi sejauh ini, sang detektif mengatakan bahwa mereka harus melindungi Leah, anak keempat di keluarga tersebut sebab kemungkinan besar Leahlah korban selanjutnya.
Leah yang berusia 12 tahun tampak ketakutan mendengar penjelasan tersebut. Atas saran polisi, keluarga Dea pun pergi meninggalkan rumah untuk sementara. Mereka pergi ke suatu tempat rahasia yang mereka fikir aman untuk keluarga itu. Karena kejadian itu, sang Ayah terpaksa meninggalkan segala urusan bisnisnya sebab nyawa anaknya jauh lebih penting.
Akan tetapi, upaya mereka untuk lolos dari maut sepertinya tidak membuahkan hasil. Sempat merasa tenang selama hampir sepuluh hari, keluarga Dea kembali dikejutkan dengan kematian Leah dan adiknya Shena. Kedua gadis kecil itu ditemukan tewas di kamar mereka saat pagi hari. Anehnya, tidak ada tanda-tanda pembunuhan dan mereka terlihat seperti sedang tidur.
Kejadian tersebut tentu saja membuat orangtua Dea terpukul. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu sebulan, lima anak mereka tewas dan hingga saat ini tidak diketahui siapa pelakunya. Hasil autopsi menunjukkan bahwa Leah dan Shena meninggal karena keracunan. Meski begitu siapa yang meracuni mereka masih tetap dalam penyelidikan polisi.
Kejadian yang menimpah keluarga Dea dalam kurun waktu sebulan ini membuat sang Ibu sangat terpukul. Meski masih ada Dea, satu-satunya anak yang masih hidup, sang Ibu terlihat menyerah. Ia bahkan menggerutu bahwa Dea juga akan pergi. Bukannya simpati, sang detektif yang disewa oleh Ayah Dea malah menuduh sang Ibu sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut.
Tentu saja tuduhan itu membuat Ayah Dea terkejut. Begitu juga sang istri. Namun saat sang detektif menghadirkan sebuah rekaman cctv, Ayah Dea terlihat shock. Dalam rekaman itu terlihat Ibu Dea mencampurkan sesuatu ke dalam susu yang selanjutnya akan diminum oleh Leah dan Shena. Namun ternyata, Ibu Dea hanya mencampurkan obat yang memang biasa dikonsumsi oleh anaknya.
Sambil menatap penuh kebencian ke arah Dea, sang Ibu lantas menuduh Dea, gadis kecil berusia 7 tahun sebagai pembunuh. Hal itu tentu membuat semua orang terkejut. Sedangkan Dea langsung menangis dan menghampiri Ayahnya.
Ayah Dea kemudian meminta sang Ibu untuk tetap tenang dan berfikir jernih. Pria itu tidak habis fikir bagaimana sang istri bisa menuduh gadis kecil seperti Dea sebagai pembunuh. Tentu saja tidak ada yang percaya jika bocah kecil yang polos itu mampu membunuh lima suadaranya dengan kejam. Sekalipun Dea adalah anak angkat, sang Ayah tak percaya bahwa Dea yang melakukannya.
Akan tetapi, beberapa polisi yang datang setelah itu membenarkan tuduhan sang Ibu. Menurut rekaman cctv yang diselidiki polisi, Dea terlihat bersembunyi di balik sebuah pot tanaman besar ketika David sekarat di dalam kolam renang. Dalam rekaman itu, David juga terlihat mengarahkan pandangannya ke arah pot tersebut.
Seolah menguatkan dugaan tersebut, Ibu Dea kemudian menjelaskan bahwa malam itu Ia meminta Dea untuk mengantarkan susu pada kakaknya. Jika memang Leah dan Shena meninggal karena racun, maka Ia yakin bahwa Dealah pelakunya. Pernyataan tersebut akhirnya dibenarkan oleh salah seorang penjaga rumah yang mengaku melihat Dea mencampurkan sesuatu ke dalam susu yang Ia bawa.