"Jangan bawa anak keluar magrib-magrib!" Begitulah kira-kira larangan yang biasa disampaikan oleh orangtua kepada ibu yang memiliki seorang anak kecil. Di Indonesia, larangan ini juga umum disampaikan oleh orangtua kepada anak-anak mereka untuk segera masuk ke dalam rumah saat magrib dan menghentikan aktivitas di luar rumah.
Larangan ini pada akhirnya berkembang menjadi sebuah mitos yang dipercaya secara turun-temurun. Kebanyakan dari mereka hanya mengatakan bahwa pada saat magrib banyak setan atau iblis yang berkeliaran namun tentu saja alasan tersebut tidak begitu saja dapat diterima sebab mereka tidak mengerti pembuktian ilmiahnya.
Dalam agama Islam, sebenarnya larangan ini bukanlah isapan jempol semata. Umat muslim meyakini keberadaan iblis dan sebagian besar tahu bahwa magrib adalah waktu berkeliarnya berbagai iblis. Pada saat itu, setan yang lemah bahkan merasa takut akan setan lain yang lebih kuat sehingga memilih untuk mencari tempat yang aman untuk berlindung.
Mitos ini sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah. Ketika magrib tiba, terjadi perubahan warna alam yang sangat menguntungkan bagi para iblis sebab pada saat itu spektrum warna alam berubah menjadi merah yang selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Dan sudah hakikat iblislah untuk mengusik manusia.
Seorang Ibu dari negeri jiran bernama Azzati pernah membagikan kisahnya tentang anak kecilnya yang slealu saja menangis begitu menjelang magrib. Sang anak bahkan terus menangis pada malam hari dan sangat sulit untuk didiamkan. Sang Ibu berfikir ada yang salah dengan sang anak memutuskan membawanya ke rumah sakit.
Konsultasi ke dokter ternyata tidak membuahkan hasil karena tidak ditemukan penyakit apapun. Karena sang anak masih terus menangis saat magrib, Azzati akhirnya membawa sang anak pada seorang ustadz. Saat itulah alasan mengapa sang anak sering menangis terungkap.
Sang Ibu ternyata termasuk orang yang kurang menerapkan syariat Islam dan tidak memperhatikan waktu saat membawa anaknya keluar. Dalam beberapa kesempatan ia pernah membawa sang anak keluar saat hari sudah mulai gelap atau saat menjelang magrib masih berada di luar rumah.
Anak tersebut menangis sebab mendapat gangguan dari setan atau iblis. Kemungkinan besar bocah tersebut dapat melihat atau merasakan kehadiran mereka sehingga menangis ketakutan sejadi-jadinya. Itulah sebabnya, para orangtua zaman dulu selalu mengingatkan anak-anak untuk tidak bermain di luar saat magrib dan menyuruh mereka untuk segera masuk ke dalam rumah.
Para orangtua disarankan untuk mengajak anak-anak masuk ke dalam rumah begitu hari menjelang magrib. Biasakan anak untuk mengucap salam (Basmallah) sebelum masuk rumah dan segeralah menutup pintu serta jendela rumah. Sebisa mungkin menggendong bayi saat magrib untuk menghindari gangguan setan.
Larangan keluar magrib seiring dengan perkembangan zaman memang sering dipandang sebagai mitos belaka. Tapi sebagai umat yang percaya akan keberadaan Iblis, maka sudah sepatutnya kita tidak menghiraukan nasihat tersebut. Apalagi sudah ada pembuktian ilmiah mengenai hal tersebut.
Larangan ini pada akhirnya berkembang menjadi sebuah mitos yang dipercaya secara turun-temurun. Kebanyakan dari mereka hanya mengatakan bahwa pada saat magrib banyak setan atau iblis yang berkeliaran namun tentu saja alasan tersebut tidak begitu saja dapat diterima sebab mereka tidak mengerti pembuktian ilmiahnya.
Dalam agama Islam, sebenarnya larangan ini bukanlah isapan jempol semata. Umat muslim meyakini keberadaan iblis dan sebagian besar tahu bahwa magrib adalah waktu berkeliarnya berbagai iblis. Pada saat itu, setan yang lemah bahkan merasa takut akan setan lain yang lebih kuat sehingga memilih untuk mencari tempat yang aman untuk berlindung.
Mitos ini sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah. Ketika magrib tiba, terjadi perubahan warna alam yang sangat menguntungkan bagi para iblis sebab pada saat itu spektrum warna alam berubah menjadi merah yang selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Dan sudah hakikat iblislah untuk mengusik manusia.
Seorang Ibu dari negeri jiran bernama Azzati pernah membagikan kisahnya tentang anak kecilnya yang slealu saja menangis begitu menjelang magrib. Sang anak bahkan terus menangis pada malam hari dan sangat sulit untuk didiamkan. Sang Ibu berfikir ada yang salah dengan sang anak memutuskan membawanya ke rumah sakit.
Konsultasi ke dokter ternyata tidak membuahkan hasil karena tidak ditemukan penyakit apapun. Karena sang anak masih terus menangis saat magrib, Azzati akhirnya membawa sang anak pada seorang ustadz. Saat itulah alasan mengapa sang anak sering menangis terungkap.
Sang Ibu ternyata termasuk orang yang kurang menerapkan syariat Islam dan tidak memperhatikan waktu saat membawa anaknya keluar. Dalam beberapa kesempatan ia pernah membawa sang anak keluar saat hari sudah mulai gelap atau saat menjelang magrib masih berada di luar rumah.
Anak tersebut menangis sebab mendapat gangguan dari setan atau iblis. Kemungkinan besar bocah tersebut dapat melihat atau merasakan kehadiran mereka sehingga menangis ketakutan sejadi-jadinya. Itulah sebabnya, para orangtua zaman dulu selalu mengingatkan anak-anak untuk tidak bermain di luar saat magrib dan menyuruh mereka untuk segera masuk ke dalam rumah.
Para orangtua disarankan untuk mengajak anak-anak masuk ke dalam rumah begitu hari menjelang magrib. Biasakan anak untuk mengucap salam (Basmallah) sebelum masuk rumah dan segeralah menutup pintu serta jendela rumah. Sebisa mungkin menggendong bayi saat magrib untuk menghindari gangguan setan.
Larangan keluar magrib seiring dengan perkembangan zaman memang sering dipandang sebagai mitos belaka. Tapi sebagai umat yang percaya akan keberadaan Iblis, maka sudah sepatutnya kita tidak menghiraukan nasihat tersebut. Apalagi sudah ada pembuktian ilmiah mengenai hal tersebut.