Tafsimix - Cerpen Fiksi Horor. Keluargaku sangat bahagia ketika Ibuku melahirkan adikku yang kemudian diberi nama Indi. Menurut pengakuan Ayah, kakek sengaja menamainya seperti itu karena Indi memiliki bakat indigo atau memiliki indera keenam. Mengetahui hal tersebut ternyata menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Ibu.
Ibu meminta Ayah untuk menutup kemampuan Indi namun kakek bilang hal itu tidak perlu. Menurut kakek, setiap anak kecil memang bisa melihat makhluk halus tapi biasanya akan hilang dengan sendirinya saat besar. Lagipula, kakek sepertinya sangat bersyukur dengan bakat yang diberikan kepada Indi. Baginya itu adalah hadiah dari Allah.
Tapi semakin hari Ibu semakin tidak tahan. Indi semakin sering menangis dengan tiba-tiba tanpa alasan yang pasti. Ibu menduga Indi menangis karena melihat hantu. Biasanya, jika begitu kakek akan langsung cekatan menggendong Indi dan menenangkannya.
Kini Indi sudah berusia tiga tahun dan kakek sudah meninggal tahun talu. Sejak kakek meninggal, Indi memang sudah jarang menangis ketakutan dan sepertinya sudah tidak lagi melihat makhluk ghaib. Hal itu membuat ibu sedikit tenang karena sebelumnya ibu sempat khawatir jika Indi menangis dan tidak lagi ada kakek untuk menenangkannya.
Hari demi hari semuanya berjalan dengan normal. Indi tumbuh sebagai anak yang ceria dan suka bermain. Kadang ia memang menangis tapi itu karena bertengkar atau diganggu temannya sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Hingga suatu sore, sekitar jam lima, Indi berjalan terburu-buru ke rumah namun tatapannya mengarah ke bawah. Ia seperti berusaha menghindarkan tatapannya dari sesuatu. Saat menyadari hal itu, Ibu segera berjalan menyusul Indi dan menggendongnya ke dalam rumah.
Ibu memintaku memanggil Bapak dan tak lama setelah itu tangisan Indi pun pecah. Bapak berusaha menenangkan indi namun Indi malah menangis sejadi-jadinya. Sama seperti Ibu, aku juga menjadi semakin panik saat Indi menunjuk ke arah salah satu sudut ruangan sambil terus menyembunyikan wajahnya di balik dada Bapak.
Baca juga : Bisa Ramalkan Kematian, Gadis Kecil ini dijauhi Teman-temannya. Kisah horor tentang kehadiran gadis misterius di sebuah desa yang sejak kedatangannya dilanda berbagai musibah.
Setelah bersusah payah menenangkan, akhirnya Indi pun berhenti menangis. Ia melepaskan pelukannya dari Bapak kemudian berjalan mendekati Ibu. Ketika Ibu mencoba berbicara padanya untuk memastikan kondisinya, Indi hanya berbisik dan bilang bahwa kakek datang.
Ucapan Indi jelas membuat Ibu menjadi takut. Sulit rasanya menjelaskan kepada indi bahwa kakek sudah meninggal. Akhirnya Ibu hanya mengiyakan dan saling tatap dengan Bapak. Sementara aku enggan bergeming dari tempatku karena takut. Saat Ibu menyuruhku mandi aku justru merapat kepada bapak dan menggelengkan kepala.
Selepas magrib, seperti biasa aku bermain bersama indi di ruang keluarga sambil menonton tivi. Awalnya semua berjalan normal. Namun saat aku pergi ke dapur untuk mengambil minum dan kembali ke ruang tivi, aku mendapati Indi sedang berbicara sendirian. Ia berbicara menghadap ke sudut seolah berbicara dengan orang lain.
Tentu saja hal itu membuatku takut. Tak mau menunggu lama, aku segera berlari ke dapur memberitahu Ibu. Entah karena penasaran atau karena takut, Ibu tidak langsung mengambil Indi melainkan mengajakku untuk mengamatinya dari balim pintu. Kami pun mencoba mendengarkan apa yang dibicarakannya.
Baca juga : Nyaris Gila karena Pembunuhan yang Dilakukannya, Seorang Pria Tewas Mengenaskan. Apa yang kau tabur itulah yang kau tuai, setiap perbuatan akhirnya harus dipertanggungjawabkan.
Saking fokusnya mengamati Indi, aku dan Ibu terkejut setengah mati saat tiba-tiba ada yang mengagetkan kami dari belakang. Serentak aku dan Ibu membalikkan badan untuk melihat siapa orang itu. Begitu kami membalikkan badan, sontak aku dan Ibu berteriak histeris karena orang yang berada di belakang kami tidak lain adalah Indi.
Dalam seketika Ibu jatuh pingsan sementara aku berusaha memastikan apa yang aku lihat. Aku menjadi sangat panik saat sadar Indi yang kami amati sedari tari tiba-tiba sudah ada di depan kami. Jika ia berada bersama kami, lalu siapa yang sedari tadi kami amati?
Aku sontak berteriak sekuat tenaga memanggil Bapak. Tak berapa lama, Bapak muncul bersama beberapa tetangga. Saat Ibu diangkat ke sofa, Indi yang terlihat bingung kembali menangis. Saat itu, aku bahkan tidak berani mendekati Indi karena keanehan yang baru saja kualami.
Ibu meminta Ayah untuk menutup kemampuan Indi namun kakek bilang hal itu tidak perlu. Menurut kakek, setiap anak kecil memang bisa melihat makhluk halus tapi biasanya akan hilang dengan sendirinya saat besar. Lagipula, kakek sepertinya sangat bersyukur dengan bakat yang diberikan kepada Indi. Baginya itu adalah hadiah dari Allah.
Tapi semakin hari Ibu semakin tidak tahan. Indi semakin sering menangis dengan tiba-tiba tanpa alasan yang pasti. Ibu menduga Indi menangis karena melihat hantu. Biasanya, jika begitu kakek akan langsung cekatan menggendong Indi dan menenangkannya.
Kini Indi sudah berusia tiga tahun dan kakek sudah meninggal tahun talu. Sejak kakek meninggal, Indi memang sudah jarang menangis ketakutan dan sepertinya sudah tidak lagi melihat makhluk ghaib. Hal itu membuat ibu sedikit tenang karena sebelumnya ibu sempat khawatir jika Indi menangis dan tidak lagi ada kakek untuk menenangkannya.
Hari demi hari semuanya berjalan dengan normal. Indi tumbuh sebagai anak yang ceria dan suka bermain. Kadang ia memang menangis tapi itu karena bertengkar atau diganggu temannya sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Hingga suatu sore, sekitar jam lima, Indi berjalan terburu-buru ke rumah namun tatapannya mengarah ke bawah. Ia seperti berusaha menghindarkan tatapannya dari sesuatu. Saat menyadari hal itu, Ibu segera berjalan menyusul Indi dan menggendongnya ke dalam rumah.
Ibu memintaku memanggil Bapak dan tak lama setelah itu tangisan Indi pun pecah. Bapak berusaha menenangkan indi namun Indi malah menangis sejadi-jadinya. Sama seperti Ibu, aku juga menjadi semakin panik saat Indi menunjuk ke arah salah satu sudut ruangan sambil terus menyembunyikan wajahnya di balik dada Bapak.
Baca juga : Bisa Ramalkan Kematian, Gadis Kecil ini dijauhi Teman-temannya. Kisah horor tentang kehadiran gadis misterius di sebuah desa yang sejak kedatangannya dilanda berbagai musibah.
Setelah bersusah payah menenangkan, akhirnya Indi pun berhenti menangis. Ia melepaskan pelukannya dari Bapak kemudian berjalan mendekati Ibu. Ketika Ibu mencoba berbicara padanya untuk memastikan kondisinya, Indi hanya berbisik dan bilang bahwa kakek datang.
Ucapan Indi jelas membuat Ibu menjadi takut. Sulit rasanya menjelaskan kepada indi bahwa kakek sudah meninggal. Akhirnya Ibu hanya mengiyakan dan saling tatap dengan Bapak. Sementara aku enggan bergeming dari tempatku karena takut. Saat Ibu menyuruhku mandi aku justru merapat kepada bapak dan menggelengkan kepala.
Selepas magrib, seperti biasa aku bermain bersama indi di ruang keluarga sambil menonton tivi. Awalnya semua berjalan normal. Namun saat aku pergi ke dapur untuk mengambil minum dan kembali ke ruang tivi, aku mendapati Indi sedang berbicara sendirian. Ia berbicara menghadap ke sudut seolah berbicara dengan orang lain.
Tentu saja hal itu membuatku takut. Tak mau menunggu lama, aku segera berlari ke dapur memberitahu Ibu. Entah karena penasaran atau karena takut, Ibu tidak langsung mengambil Indi melainkan mengajakku untuk mengamatinya dari balim pintu. Kami pun mencoba mendengarkan apa yang dibicarakannya.
Baca juga : Nyaris Gila karena Pembunuhan yang Dilakukannya, Seorang Pria Tewas Mengenaskan. Apa yang kau tabur itulah yang kau tuai, setiap perbuatan akhirnya harus dipertanggungjawabkan.
Saking fokusnya mengamati Indi, aku dan Ibu terkejut setengah mati saat tiba-tiba ada yang mengagetkan kami dari belakang. Serentak aku dan Ibu membalikkan badan untuk melihat siapa orang itu. Begitu kami membalikkan badan, sontak aku dan Ibu berteriak histeris karena orang yang berada di belakang kami tidak lain adalah Indi.
Dalam seketika Ibu jatuh pingsan sementara aku berusaha memastikan apa yang aku lihat. Aku menjadi sangat panik saat sadar Indi yang kami amati sedari tari tiba-tiba sudah ada di depan kami. Jika ia berada bersama kami, lalu siapa yang sedari tadi kami amati?
Aku sontak berteriak sekuat tenaga memanggil Bapak. Tak berapa lama, Bapak muncul bersama beberapa tetangga. Saat Ibu diangkat ke sofa, Indi yang terlihat bingung kembali menangis. Saat itu, aku bahkan tidak berani mendekati Indi karena keanehan yang baru saja kualami.