Tafsimix - cerpen fiksi horor. Seperti biasa malam itu sepupuku berkunjung ke kamarku karena bosan sendirian di kamarnya. Aku tengah sibuk mengerjakan tugas kuliah yang harus segera dikirim lewat email, jadi aku membiarkan dia berbaring di atas tempat tidurku tanpa mengajaknya berbicara. Untungnya dia tidak cerewet malam itu sehingga aku bisa mengerjakan tugasku dengan tenang. Sepertinya dia juga sedang kelelahan sehingga langsung tertidur saat tak tahu harus berbuat apa.
Sambil terus berkutat dengan tugas-tugas yang membuatku pusing, aku menghidupkan musik klasik yang sendu. Entah kenapa aku sangat senang belajar sambil mendengarkan musik klasik. Anehnya, aku bahkan sangat suka belajar diiringi musik klasik yang agak horor. Hari itu kebetulan aku baru saja mendownload musik intrumen piano yang menurutku horor banget. Saking horornya, aku mendadak jadi merinding.
Setelah menyelesaikan tugas dan mengirimnya via email, aku langsung menutup laptopku. Sambil menarik nafas panjang, aku menggeliat seperti ulat untuk meregangkan tubuh. Aku kembali teringat pada sepupuku yang ternyata sudah tertidur pulas di balik selimut. Di malam yang sunyi itu, aku bisa mendengar dengan jelas suara dengkurannya.
Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 1 malam. Aku pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan buang air kecil. Setelah itu aku pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Saat melintas di depan kamar sepupuku, aku mendengar suara musik yang dipasang cukup keras. Awalnya aku heran kenapa dia memasang musik karena dia ada di kamarku. Kemudian aku berfikir bahwa dia pasti lupa mematikannya.
Setelah kembali ke kamar, aku meletakkan air minum di meja dan mematikan lampu utama. Aku hanya menyalakan lampu tidur yang cahayanya redup. Aku pun segera membangunkan sepupuku dan menyuruhnya pindah. Tentu saja aku tidak mau tidur sekamar dengannua. Karena selain lasak, suara dengkurannya benar-benar mengganggu.
Baca juga : Study tour ke Kota Tua, Gadis ini Syok Saat Melihat Noni Belanda bergaun putih. Cerpen horor tentang murid sma yang saksikan sejarah kelam di zaman penjajahan Belanda.
Aku menepuk kakinya beberapa kali sembari memintanya bangun. Aku juga memberitahunya bahwa musik di kamarnya belum dimatikan. Tapi anak itu sepertinya tidak mendengarkanku sama sekali. Aku pun akhirnya menggerutu karena dia benar-benar seperti kerbau mati. Diguncang berkali-li tidak juga mau bangun. Karena kesal, aku memukul pantatnya dengan bantal. Tapi tetap saja dia tidak bangun. Padahal aku sudah memukulnya cukup keras.
Saat itu aku mulai merasa aneh, karena suara dengkuran sepupuku tiba-tiba hilang. Di waktu yang bersamaan, aku juga mulai merasa heran melihat tingkahnya. Malam itu sepupuku menutupi tubuhnya dengan selimut tebal dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Padahal setahuku, dia sangat tidak suka tidur pakai selimut. Dia selalu mengeluh panas dan gerah jika tidur diselimuti.
Karena dia sepertinya tak mau bangun, akhirnya mau tidak mau aku memutuskan untuk tidur di sebelahnya. Lagipula Ia sudah berhenti mendengkur jadi kufikir itu tidak akan menggangguku. Setelah berbaring, aku langsung mencoba memejamkan mata dan berusaha untuk tidur. Tapi meskipun mataku sudah terpejam, fikiran pun masih terus aktif menerawang entah kemana.
Baru saja akan terlelap, aku tiba-tiba teringat bahwa musik di kamar sepupuku belum dimatikan. Kalau tante tahu, dia pasti marah karena itu sama saja dengan pemborosan. Apalagi lampu kamar juga sepertinya belum dimatikan. Aku pun menggerutu dalam hati karena mau tak mau aku harus mengalah mematikan musik itu sekaligus mematikan lampu kamar sepupuku.
Baru saja aku ingin bangkit dari tempat tidur, tiba-tiba kudengar suara pintu diketuk dari luar. Tak berapa lama kudengar seseorang memanggil namaku. Suara itu tak asing sehingga membuat aku berfikir keras. Setelah yakin bahwa suara itu adalah suara sepupuku, sontak aku melompat dari tempat tidur dan berdiri menjauh. Tentu saja aku ketakutan karena jika sepupuku ada di luar kamar, lalu siapa yang ada di atas temlat tidurku? Jantungku berdegup kencang sehingga tubuhku terasa lemas.
Baca juga : Berziarah ke Makan Nenek yang Baru Meninggal, Bocah ini Sampaikan Pesan yang Membuat sang Ibu Berkaca-kaca. Cerita horor tentang pertemuan seorang bocah dengan arwah sang nenek menjelang nujuh hari.
Sambil terus berkutat dengan tugas-tugas yang membuatku pusing, aku menghidupkan musik klasik yang sendu. Entah kenapa aku sangat senang belajar sambil mendengarkan musik klasik. Anehnya, aku bahkan sangat suka belajar diiringi musik klasik yang agak horor. Hari itu kebetulan aku baru saja mendownload musik intrumen piano yang menurutku horor banget. Saking horornya, aku mendadak jadi merinding.
Setelah menyelesaikan tugas dan mengirimnya via email, aku langsung menutup laptopku. Sambil menarik nafas panjang, aku menggeliat seperti ulat untuk meregangkan tubuh. Aku kembali teringat pada sepupuku yang ternyata sudah tertidur pulas di balik selimut. Di malam yang sunyi itu, aku bisa mendengar dengan jelas suara dengkurannya.
Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 1 malam. Aku pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan buang air kecil. Setelah itu aku pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Saat melintas di depan kamar sepupuku, aku mendengar suara musik yang dipasang cukup keras. Awalnya aku heran kenapa dia memasang musik karena dia ada di kamarku. Kemudian aku berfikir bahwa dia pasti lupa mematikannya.
Setelah kembali ke kamar, aku meletakkan air minum di meja dan mematikan lampu utama. Aku hanya menyalakan lampu tidur yang cahayanya redup. Aku pun segera membangunkan sepupuku dan menyuruhnya pindah. Tentu saja aku tidak mau tidur sekamar dengannua. Karena selain lasak, suara dengkurannya benar-benar mengganggu.
Baca juga : Study tour ke Kota Tua, Gadis ini Syok Saat Melihat Noni Belanda bergaun putih. Cerpen horor tentang murid sma yang saksikan sejarah kelam di zaman penjajahan Belanda.
Aku menepuk kakinya beberapa kali sembari memintanya bangun. Aku juga memberitahunya bahwa musik di kamarnya belum dimatikan. Tapi anak itu sepertinya tidak mendengarkanku sama sekali. Aku pun akhirnya menggerutu karena dia benar-benar seperti kerbau mati. Diguncang berkali-li tidak juga mau bangun. Karena kesal, aku memukul pantatnya dengan bantal. Tapi tetap saja dia tidak bangun. Padahal aku sudah memukulnya cukup keras.
Saat itu aku mulai merasa aneh, karena suara dengkuran sepupuku tiba-tiba hilang. Di waktu yang bersamaan, aku juga mulai merasa heran melihat tingkahnya. Malam itu sepupuku menutupi tubuhnya dengan selimut tebal dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Padahal setahuku, dia sangat tidak suka tidur pakai selimut. Dia selalu mengeluh panas dan gerah jika tidur diselimuti.
Karena dia sepertinya tak mau bangun, akhirnya mau tidak mau aku memutuskan untuk tidur di sebelahnya. Lagipula Ia sudah berhenti mendengkur jadi kufikir itu tidak akan menggangguku. Setelah berbaring, aku langsung mencoba memejamkan mata dan berusaha untuk tidur. Tapi meskipun mataku sudah terpejam, fikiran pun masih terus aktif menerawang entah kemana.
Baru saja akan terlelap, aku tiba-tiba teringat bahwa musik di kamar sepupuku belum dimatikan. Kalau tante tahu, dia pasti marah karena itu sama saja dengan pemborosan. Apalagi lampu kamar juga sepertinya belum dimatikan. Aku pun menggerutu dalam hati karena mau tak mau aku harus mengalah mematikan musik itu sekaligus mematikan lampu kamar sepupuku.
Baru saja aku ingin bangkit dari tempat tidur, tiba-tiba kudengar suara pintu diketuk dari luar. Tak berapa lama kudengar seseorang memanggil namaku. Suara itu tak asing sehingga membuat aku berfikir keras. Setelah yakin bahwa suara itu adalah suara sepupuku, sontak aku melompat dari tempat tidur dan berdiri menjauh. Tentu saja aku ketakutan karena jika sepupuku ada di luar kamar, lalu siapa yang ada di atas temlat tidurku? Jantungku berdegup kencang sehingga tubuhku terasa lemas.
Tadinya aku ingin langsung membuka pintu agar bisa memastikan orang yang ada di kamarku. Tapi karena aku juga tak benar-benar yakin bahwa yang ada di luar adalah sepupuku, aku pun mengurungkan niat itu. Cahaya lampu yang redup membuat suasana saat itu jadi semakin mencekam. Degup jantungku semakin kencang dan keringat dingin mulai mengucur.
Baca juga : Berziarah ke Makan Nenek yang Baru Meninggal, Bocah ini Sampaikan Pesan yang Membuat sang Ibu Berkaca-kaca. Cerita horor tentang pertemuan seorang bocah dengan arwah sang nenek menjelang nujuh hari.
Setelah meyakinkan diri, aku akhirnya memilih memeriksa orang yang ada di balik selimut karena sebelumnya yang kulihat memasuki kamarku adalah sepupuku. Dengan ragu-ragu aku mencoba menarik selimut tebal itu sedikit demi sedikit. Tapi setelah menariknya hingga hampir setengah, aku tidak melihat siapapun di sana. Jika sepupuku di sana, harusnya aku sudah melihat kepalanya.
Karena penasaran, aku akhirnya memberanikan diri untuk menarik selimut itu seluruhnya. Begitu selimut itu tersingkap, aku tak mampu berkata-kata karena tak menemukan siapapun di balik selimut itu. Sontak aku berteriak dan berlari menuju pintu. Di waktu yang bersamaan, kulihat sepupuku berlari menuju ke kamarku dengan ekspresi bertanya-tanya.