Tafsimix - cerpen fiksi horor. Minggu itu, Toni mendapat tugas dari perusahaan untuk meninjau lokasi wisata yang terletak di pulau terpencil. Toni bersama dua rekan kerjanya dijadwalkan akan berangkat ke pulau itu menggunakan kapal penumpang. Sebelum berangkat, Ia mengepak barang-barang yang dibutuhkan. Dibantu putri kecilnya, Ia menyusun beberapa pakaian ke dalam koper.
Sambil menyusun keperluan lain, putri Toni yang bernama Lia tiba-tiba meminta Toni untuk membatalkan perjalanannya. Toni kemudian mengangkat Lia ke pangkuannya dan mencium gadis kecil itu dengan lembut. Ia pun mencoba menjelaskan kepada pturi kecilnya itu bahwa pekerjaannya tidak bisa dibatalkan dan dia akan dipecat jika menolak pekerjaan itu.
Lia lantas memandang wajah Toni dengan sendu dan mengatakan bahwa Ia takut kehilangan sang Ayah. Mendengar ucapan tersebut, Toni lantas menanyakan apa yang membuat Lia berfikir demikian. Gadis kecil itu pun menjelaskan bahwa Ia bermimpi sang Ayah pergi ke suatu tempat yang jauh dan tak kembali lagi.
Toni mendudukkan Lia di atas koper kemudian menatap wajah gadis itu dengan senyuman lebar di bibirnya. Sambil memegang wajah gadis kecilnya, Toni menjelaskan bahwa Ia tidak akan pergi kemana-mana. Ia hanya bertugas selama seminggu dan akan kembali membawakan hadiah yang banyak untuk Lia. Karena Lia masih murung, Toni kemudian berjanji akan pulang apa pun yang terjadi. Gadis kecil itu lantas memeluk Toni dan memintanya berjanji sekali lagi.
Baca juga : Lihat Bocah Misterius di Balik Jendela, Gadis ini Ungkap Fakta Mengerikan di Balik Sosok itu. Cerita horor tentang siswa sma yang kerap melihat penampakan bocah di sebuah gedung dekat kamar kosnya.
Selesai makan malam, Lia bersama neneknya ikut menemani Toni ke loket bus. Di sana, sekali lagi Lia mengingatkan sang Ayah untuk menepati janjinya. Toni tersenyum sembari mencium pipi gadis kecil itu. Di saat-saat itu, entah mengapa, airmata Toni tiba-tiba terjatuh. Hatinya bergetar seolah-olah tak ingin meninggalkan putrinya. Dengan suara gemetar, Ia kemudian berbisik pada Lia bahwa Ia akan selalu kembali.
Dua hari setelah kepergian sang Ayah, Lia tiba-tiba menangis saat terbangun dari tidurnya. Sang nenek mendekati Lia dan menanyakan apa yang terjadi. Sambil terus menangis terseduh-seduh, Lia mengatakan bahwa Ia ingin bertemu dengan sang Ayah. Sang nenek pun berusaha menenangkan Lia. Ia mencoba menghibur gadis kecil itu dengan mengatakan sang Ayah akan pulang lebih awal.
Keesokan harinya, salah seorang rekan kerja Toni menyampaikan kabar duka kepada nenek Lia. Ia mengatakan bahwa kapal yang ditumpangi Toni mengalami kecelakaan dan hingga kini masih dilakukan evakuasi. Mereka masih belum mengetahui bagaimana kabar ketiga karyawan yang berangkat dengan kapal tersebut.
Kabar tersebut seolah menjadi pukulan bagi sang nenek. Karena belum ada kepastian mengenai kabar Toni, sang nenek pun merahasiakan kabar buruk itu dari Lia. Berbeda dengan sang nenek yang sedih dan cemas, Lia terlihat ceria karena Ia berfikir sang Ayah akan segera pulang. Ia senang karena sang nenek sempat bilang bahwa Ayahnya akan pulang lebih awal.
Siang itu, Lia ditinggal sendirian di rumah karena sang nenek pergi ke kantor Toni untuk memastikan nasib anaknya. Lia yang mengira sang Ayah akan pulang hari itu menyiapkan kejutan buat sang Ayah. Di atas selembar kertas, Lia menggambar wajah ayah dan dirinya yang saling berpegangan tangan. Ia yakin sang Ayah akan menyukai karyanya tersebut.
Baca juga : Jadi Pendiam Sejak Sang Nenek Meninggal, Bocah Malang ini Dijauhi oleh Warga Sekitar. Cerita horor tentang bocah sebatang kara yang kerap muncul di perbatasan hutan sambil bermain ayunan.
Sekitar jam 4 sore, Lia kedatangan seseorang yang sudah Ia tunggu-tunggu sejak pagi. Mengenakan setelan yang sama seperti saat Ia pergi, Toni terlihat berdiri di depan pintu sembari membawa beberapa kotak hadiah di tangannya. Lia pun segera berlari menghampiri Toni dan memeluk pria itu. Toni lantas menggendong Lia dan mendekapnya dengan erat seolah mereka berdua telah begitu lama tak berjumpa.
Setelah melihat karya yang dibuat Lia, Toni pun mengantarkan gadis kecil itu ke kamarnya. Ia menyanyikan sebuah lagu yang membuat gadis itu tertidur. Ketika terbangun, Lia merasa heran karena rumahnya menjadi ramai. Sang nenek segera menghampiri Lia dan mencium gadis itu sembari menangis. Tak jauh dari posisi sang nenek, Lia melihat jasad manusia terbaring ditutupi kain.
Sambil menyusun keperluan lain, putri Toni yang bernama Lia tiba-tiba meminta Toni untuk membatalkan perjalanannya. Toni kemudian mengangkat Lia ke pangkuannya dan mencium gadis kecil itu dengan lembut. Ia pun mencoba menjelaskan kepada pturi kecilnya itu bahwa pekerjaannya tidak bisa dibatalkan dan dia akan dipecat jika menolak pekerjaan itu.
Lia lantas memandang wajah Toni dengan sendu dan mengatakan bahwa Ia takut kehilangan sang Ayah. Mendengar ucapan tersebut, Toni lantas menanyakan apa yang membuat Lia berfikir demikian. Gadis kecil itu pun menjelaskan bahwa Ia bermimpi sang Ayah pergi ke suatu tempat yang jauh dan tak kembali lagi.
Toni mendudukkan Lia di atas koper kemudian menatap wajah gadis itu dengan senyuman lebar di bibirnya. Sambil memegang wajah gadis kecilnya, Toni menjelaskan bahwa Ia tidak akan pergi kemana-mana. Ia hanya bertugas selama seminggu dan akan kembali membawakan hadiah yang banyak untuk Lia. Karena Lia masih murung, Toni kemudian berjanji akan pulang apa pun yang terjadi. Gadis kecil itu lantas memeluk Toni dan memintanya berjanji sekali lagi.
Baca juga : Lihat Bocah Misterius di Balik Jendela, Gadis ini Ungkap Fakta Mengerikan di Balik Sosok itu. Cerita horor tentang siswa sma yang kerap melihat penampakan bocah di sebuah gedung dekat kamar kosnya.
Selesai makan malam, Lia bersama neneknya ikut menemani Toni ke loket bus. Di sana, sekali lagi Lia mengingatkan sang Ayah untuk menepati janjinya. Toni tersenyum sembari mencium pipi gadis kecil itu. Di saat-saat itu, entah mengapa, airmata Toni tiba-tiba terjatuh. Hatinya bergetar seolah-olah tak ingin meninggalkan putrinya. Dengan suara gemetar, Ia kemudian berbisik pada Lia bahwa Ia akan selalu kembali.
Dua hari setelah kepergian sang Ayah, Lia tiba-tiba menangis saat terbangun dari tidurnya. Sang nenek mendekati Lia dan menanyakan apa yang terjadi. Sambil terus menangis terseduh-seduh, Lia mengatakan bahwa Ia ingin bertemu dengan sang Ayah. Sang nenek pun berusaha menenangkan Lia. Ia mencoba menghibur gadis kecil itu dengan mengatakan sang Ayah akan pulang lebih awal.
Keesokan harinya, salah seorang rekan kerja Toni menyampaikan kabar duka kepada nenek Lia. Ia mengatakan bahwa kapal yang ditumpangi Toni mengalami kecelakaan dan hingga kini masih dilakukan evakuasi. Mereka masih belum mengetahui bagaimana kabar ketiga karyawan yang berangkat dengan kapal tersebut.
Kabar tersebut seolah menjadi pukulan bagi sang nenek. Karena belum ada kepastian mengenai kabar Toni, sang nenek pun merahasiakan kabar buruk itu dari Lia. Berbeda dengan sang nenek yang sedih dan cemas, Lia terlihat ceria karena Ia berfikir sang Ayah akan segera pulang. Ia senang karena sang nenek sempat bilang bahwa Ayahnya akan pulang lebih awal.
Siang itu, Lia ditinggal sendirian di rumah karena sang nenek pergi ke kantor Toni untuk memastikan nasib anaknya. Lia yang mengira sang Ayah akan pulang hari itu menyiapkan kejutan buat sang Ayah. Di atas selembar kertas, Lia menggambar wajah ayah dan dirinya yang saling berpegangan tangan. Ia yakin sang Ayah akan menyukai karyanya tersebut.
Baca juga : Jadi Pendiam Sejak Sang Nenek Meninggal, Bocah Malang ini Dijauhi oleh Warga Sekitar. Cerita horor tentang bocah sebatang kara yang kerap muncul di perbatasan hutan sambil bermain ayunan.
Sekitar jam 4 sore, Lia kedatangan seseorang yang sudah Ia tunggu-tunggu sejak pagi. Mengenakan setelan yang sama seperti saat Ia pergi, Toni terlihat berdiri di depan pintu sembari membawa beberapa kotak hadiah di tangannya. Lia pun segera berlari menghampiri Toni dan memeluk pria itu. Toni lantas menggendong Lia dan mendekapnya dengan erat seolah mereka berdua telah begitu lama tak berjumpa.
Setelah melihat karya yang dibuat Lia, Toni pun mengantarkan gadis kecil itu ke kamarnya. Ia menyanyikan sebuah lagu yang membuat gadis itu tertidur. Ketika terbangun, Lia merasa heran karena rumahnya menjadi ramai. Sang nenek segera menghampiri Lia dan mencium gadis itu sembari menangis. Tak jauh dari posisi sang nenek, Lia melihat jasad manusia terbaring ditutupi kain.