Tafsimix - cerpen fiksi horor. Malam itu, sepulang dari mushola, Dawin berjalan terburu-buru ke kamar mayat sebab ada beberapa jenazah yang baru tiba dan butuh perawatan. Menurut informasi yang Ia peroleh, jenazah-jenazah tersebut merupakan korban kecelakaan yang terjadi tak jauh dari lokasi rumah sakit. Dawin yang baru bekerja di rumah sakit itu selama sebulan, merasa begidik karena membayangkan kondisi jenazah yang akan dirawat.
Setibanya di depan kamar mayat, Dawin melihat seorang gadis yang dari penampakannya masih berusia belasan tahun. Gadis tersebut mengenakan baju lengan panjang yang dipadu dengan celana jeans hitam. Ia menangis tertunduk sembari memeluk lututnya.
Karena merasa simpati, Dawin kemudian memutuskan untuk menemui gadis tersebut terlebih dahulu. Dawin menawarkan air minum yang kebetulan Ia bawa. Gadis itu menerimanya dan mengucapkan terimakasih dengan suara yang parau. Dawin yang yakin bahwa gadis tersebut adalah keluarga dari korban kecelakaan pun menyampaikan belasungkawa dan berusaha menguatkan gadis tersebut.
Sekali lagi, gadis itu mengucapkan terimakasih. Meski begitu, Ia seolah enggan memandang Dawin secara langsung dan cenderung lebih sering menatap ke bawah. Saat Dawin pamitan untuk masuk, gadis itu memegang tangan Dawin dan meminta Dawin untuk menemaninya di sana sampai keluarga yang lain datang. Saat itu, Dawin agak terkejut karena tangan gadis itu terasa dingin. Meski begitu, Ia menganggap hal itu sesuatu yang wajar.
Karena gadis tersebut menangis, Dawin pun tidak tega menolaknya. Lagipula Ia berfikir bahwa gadis itu mungkin akan ketakutan jika menunggu di sana sendirian. Jadi, Dawin pun memutuskan untuk tetap di sana sambil berharap keluarga korban segera datang.
Masih dengan suaranya yang parau, gadis itu mencoba menceritakan kronologi kecelakaan yang menimpah keluarganya. Dawin akhirnya tahu bahwa gadis itu merupakan satu-satunya korban yang selamat. Ia pun dengan sabar mendengarkan cerita gadis itu sampai selesai.
Baca juga : Tinggal di Gedung Bekas Asrama Bidan, Gadis ini Kerap Melihat Penampakan. Cerpen horor tentang hantu penunggu asrama yang meneror sebuah sekolah.
Menurut cerita gadis itu, sekitar jam 6 sore, Ia dan keluarganya memutuskan untuk makan malam di luar. Sore itu, sang Ayah sedang tidak enak badan jadi Ia meminta anak laki-lakinya yang bernama Dani untuk menyetir mobil. Saat itu, anggota keluarga yang lain protes dan tidak mau pergi jika Dani yang menyetir karena Dani baru belajar dan belum begitu mahir.
Namun sang Ayah saat itu berusaha meyakinkan yang lain bahwa Dani pasti bisa. Sebab beberapa hari sebelumnya, sang Ayah sempat mengajari Dani secara langsung. Karena sang Ayah juga memang terlihat letih, akhirnya anggota keluarga yang lain setuju untuk pergi dengan Dani sebagai supir.
Awalnya semua berjalan baik-baik saja. Namun, saat melintasi turunan Dani tiba-tiba menjadi panik karena ada orang yang menyeberang secara tiba-tiba. Dani yang panik menjadi hilang kendali. Ia berusaha mengerem mobil namun yang terjadi malah sebaliknya. Mobil melaju semakin kencang dan saat Dani berusaha untuk mengendalikannya, dari arah yang berlawanan terlihat sebuah truk yang membunyikan klaksonnya.
Dani semakin gugup dan seolah tidak tahu harus berbuat apa. Meski berhasil menghindar dari truk tersebut, mobil keluarga gadis itu melaju tak tentu arah dan menabrak pembatas jalan. Mobil itu sempat berhenti beberapa saat namun akhirnya terjatuh ke jurang yang berada tak jauh dari turunan itu. Satu-satunya yang dapat diingat gadis tersebut terakhir kali hanyalah jeritan histeris dari seluruh anggota keluarga.
Baca juga : Kembali ke Rumah Setelah Liburan, Gadis ini Heran Melihat Keluarganya Menangis. Cerpen horor tentang seorang gadis yang menyadari fakta tentang dirinya setelah pulang dari liburan.
Saat gadis itu menyelesaikan ceritanya, Dawin merasa penasaran bagaimana gadis itu dapat selamat dari maut. Namun baru saja Ia ingin menanyakan perihal tersebut, tiba-tiba Dawin mendapat panggilan dan diminta untuk segera masuk ke kamar mayat.
Dawin pun terpaksa meninggalkan gadis itu dan berpamitan padanya. Gadis itu mengangguk dan sekali lagi mengucapkan terimakasih. Setibanya di dalam, Dawin diminta untuk membantu merawat salah satu jenazah yang kondisinya sudah cukup parah. Dawin lantas berjalan menuju salah satu ranjang yang di atasnya terbaring sesosok jenazah.
Ketika rekan Dawin membuka kain yang menutup wajah jenazah tersebut, dalam seketika mata Dawin terbelalak seolah tak percaya. Ia sangat terkejut karena jenazah yang akan Ia rawat adalah jenazah dari gadis yang sebelumnya Ia ajak bicara. Ternyata gadis itu sudah meninggal dan tidak ada yang selamat dalam kecelakaan tersebut.
Setibanya di depan kamar mayat, Dawin melihat seorang gadis yang dari penampakannya masih berusia belasan tahun. Gadis tersebut mengenakan baju lengan panjang yang dipadu dengan celana jeans hitam. Ia menangis tertunduk sembari memeluk lututnya.
Karena merasa simpati, Dawin kemudian memutuskan untuk menemui gadis tersebut terlebih dahulu. Dawin menawarkan air minum yang kebetulan Ia bawa. Gadis itu menerimanya dan mengucapkan terimakasih dengan suara yang parau. Dawin yang yakin bahwa gadis tersebut adalah keluarga dari korban kecelakaan pun menyampaikan belasungkawa dan berusaha menguatkan gadis tersebut.
Sekali lagi, gadis itu mengucapkan terimakasih. Meski begitu, Ia seolah enggan memandang Dawin secara langsung dan cenderung lebih sering menatap ke bawah. Saat Dawin pamitan untuk masuk, gadis itu memegang tangan Dawin dan meminta Dawin untuk menemaninya di sana sampai keluarga yang lain datang. Saat itu, Dawin agak terkejut karena tangan gadis itu terasa dingin. Meski begitu, Ia menganggap hal itu sesuatu yang wajar.
Karena gadis tersebut menangis, Dawin pun tidak tega menolaknya. Lagipula Ia berfikir bahwa gadis itu mungkin akan ketakutan jika menunggu di sana sendirian. Jadi, Dawin pun memutuskan untuk tetap di sana sambil berharap keluarga korban segera datang.
Masih dengan suaranya yang parau, gadis itu mencoba menceritakan kronologi kecelakaan yang menimpah keluarganya. Dawin akhirnya tahu bahwa gadis itu merupakan satu-satunya korban yang selamat. Ia pun dengan sabar mendengarkan cerita gadis itu sampai selesai.
Baca juga : Tinggal di Gedung Bekas Asrama Bidan, Gadis ini Kerap Melihat Penampakan. Cerpen horor tentang hantu penunggu asrama yang meneror sebuah sekolah.
Menurut cerita gadis itu, sekitar jam 6 sore, Ia dan keluarganya memutuskan untuk makan malam di luar. Sore itu, sang Ayah sedang tidak enak badan jadi Ia meminta anak laki-lakinya yang bernama Dani untuk menyetir mobil. Saat itu, anggota keluarga yang lain protes dan tidak mau pergi jika Dani yang menyetir karena Dani baru belajar dan belum begitu mahir.
Namun sang Ayah saat itu berusaha meyakinkan yang lain bahwa Dani pasti bisa. Sebab beberapa hari sebelumnya, sang Ayah sempat mengajari Dani secara langsung. Karena sang Ayah juga memang terlihat letih, akhirnya anggota keluarga yang lain setuju untuk pergi dengan Dani sebagai supir.
Awalnya semua berjalan baik-baik saja. Namun, saat melintasi turunan Dani tiba-tiba menjadi panik karena ada orang yang menyeberang secara tiba-tiba. Dani yang panik menjadi hilang kendali. Ia berusaha mengerem mobil namun yang terjadi malah sebaliknya. Mobil melaju semakin kencang dan saat Dani berusaha untuk mengendalikannya, dari arah yang berlawanan terlihat sebuah truk yang membunyikan klaksonnya.
Dani semakin gugup dan seolah tidak tahu harus berbuat apa. Meski berhasil menghindar dari truk tersebut, mobil keluarga gadis itu melaju tak tentu arah dan menabrak pembatas jalan. Mobil itu sempat berhenti beberapa saat namun akhirnya terjatuh ke jurang yang berada tak jauh dari turunan itu. Satu-satunya yang dapat diingat gadis tersebut terakhir kali hanyalah jeritan histeris dari seluruh anggota keluarga.
Baca juga : Kembali ke Rumah Setelah Liburan, Gadis ini Heran Melihat Keluarganya Menangis. Cerpen horor tentang seorang gadis yang menyadari fakta tentang dirinya setelah pulang dari liburan.
Saat gadis itu menyelesaikan ceritanya, Dawin merasa penasaran bagaimana gadis itu dapat selamat dari maut. Namun baru saja Ia ingin menanyakan perihal tersebut, tiba-tiba Dawin mendapat panggilan dan diminta untuk segera masuk ke kamar mayat.
Dawin pun terpaksa meninggalkan gadis itu dan berpamitan padanya. Gadis itu mengangguk dan sekali lagi mengucapkan terimakasih. Setibanya di dalam, Dawin diminta untuk membantu merawat salah satu jenazah yang kondisinya sudah cukup parah. Dawin lantas berjalan menuju salah satu ranjang yang di atasnya terbaring sesosok jenazah.
Ketika rekan Dawin membuka kain yang menutup wajah jenazah tersebut, dalam seketika mata Dawin terbelalak seolah tak percaya. Ia sangat terkejut karena jenazah yang akan Ia rawat adalah jenazah dari gadis yang sebelumnya Ia ajak bicara. Ternyata gadis itu sudah meninggal dan tidak ada yang selamat dalam kecelakaan tersebut.