Tafsimix - cerpen fiksi horor. Sejak kepergian neneknya setahun yang lalu, Banyu berubah menjadi sosok yang pendiam. Bocah berusia 8 tahun itu seolah menghindar dari teman-temannya. Ia mengasingkan diri di kediamannya, di sebuah rumah tua peninggalan sang nenek. Rumah tersebut terletak di perbatasan antara desa dan hutan larangan, sebuah tempat yang bagi sebagian penduduk sekitar adalah tempat yang sangat sakral untuk sebuah tempat tinggal.
Awalnya beberapa warga sering berkunjung untuk membawakan bahan makanan atau pakaian untuk Banyu. Sebagian juga menawarkan Banyu untuk pindah dan tinggal bersama mereka karena tidak tega melihat anak itu hidup sebatang kara tanpa orangtua. Tapi Banyu menolak dan memilih untuk tetap tinggal di rumah neneknya.
Tidak hanya berubah menjadi pendiam, Banyu juga nyaris tidak pernah bicara. Karena sangat jarang bicara, beberapa penduduk mengira bocah itu menjadi bisu sepeninggalan neneknya. Ia juga tidak lagi bermain ke kampung bersama anak-anak seusianya. Para penduduk yang lewat sering melihat Banyu bermain ayunan seorang diri. Bocah itu terlihat asik dengan dunianya sendiri.
Baca juga : Tersesat Saat Pulang Memancing, Pemuda ini Temukan Sosok Misterius di Sebuah Kampung Asing. Kisah horor tentang pengalaman seorang pemuda yang tersesat di sebuah kampung misterius.
Suatu hari karena merasa kasihan dan khawatir, beberapa Ibu warga sekitar memutuskan untuk mengunjungi Banyu. Saat tiba di sana, Banyu tidak terlihat di rumahnya. Mereka akhirnya menemukan Banyu di atas ayunannya. Bocah itu terlihat asik berayun-ayun namun ekspresi wajahnya sama sekali tidak bahagia. Matanya terlihat kosong seolah tidak menyadari keberadaan orang di sekitarnya.
Melihat kondisi tersebut, salah seorang wanita yang dituakan di kampung itu mencoba mendekati Banyu lalu berbisik padanya saat bocah itu menghentikan ayunan. Seperti biasa, Banyu tetap diam dengan tatapan jauh ke depan. Wanita itu meminta Banyu untuk turun namun Ia enggan bergeming. Wanita itu pun kembali berbisik untuk mengatakan agar Banyu ikut dengannya.
Saat itu Banyu mendekatkan wajahnya ke telinga wanita itu dan kemudian membisikkan sesuatu. Melihat hal itu, beberapa wanita lain yang hadir di sana merasa lega karena mereka berfikir Banyu sudah mulai luluh. Tapi sesaat kemudian, dengan ekspresi yang sulit diartikan wanita itu berjalan menjauhi Banyu dan mengajak teman-temannya untuk kembali.
Hal itu tentu membuat mereka bingung. Mereka lantas bertanya apa yang dibisikkan oleh Banyu pada wanita itu. Wanita itu hanya diam seolah membisu seperti Banyu. Seminggu setelah kejadian itu, penduduk dihebohkan dengan kematian wanita yang mendapat bisikan dari Banyu. Kematian wanita itu menjadi heboh karena sebelum kematiannya, Ia sempat bercerita pada anaknya bahwa Banyu membisikkan perihal kematiannya.
Sejak kejadian itu, para penduduk sekitar menjadi takut untuk mengunjungi Banyu. Mereka tak lagi datang membawa makanan dan melarang anak-anak bermain dengannya. Suatu hari, ketika beberapa pria dewasa yang hendak ke hutan melintas di depan rumah Banyu, mereka heran karena tidak mihat Banyu di ayunannya. Salah seorang pria kemudian mengajak yang lain untuk memeriksa kondisi Banyu.
Namun karena takut dengan isu yang beredar, tak seorang pun setuju dengan pria itu. Mereka menolak untuk memeriksa kondisi Banyu karena takut mendapat bisikan. Pria itu kemudian memutuskan untuk memeriksa Banyu seorang diri. Karena penasaran, pria lainnya memilih bersembunyi sembari mengamati apa yang terjadi.
Baru saja pria itu hendak mengetuk pintu, Banyu tiba-tiba nongol membuka pintu itu. Seperti biasa wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi dan tatapannya kosong. Pria itu lantas menanyakan bagaimana kabar Banyu. Tak berapa lama, Banyu meminta pria itu untuk membungkukkan badannya agar Ia dapat berbisik ke telinga pria itu. Sontak pria lain yang mengamati dari kejauhan merasa cemas.
Kecemasan mereka berubah menjadi ketakutan saat Banyu tiba-tiba mengarahkan telunjuknya ke arah mereka. Mereka kemudian sebisa mungkin bersembunyi di balik semak sembari penasaran dengan apa yang diucapkan Banyu. Seminggu setelah kejadian tersebut, salah satu dari mereka meninggal dunia.
Mereka yang penasaran lantas mendesak pria yang menemui Banyu untuk mengatakan apa yang dibisikan Banyu padanya. Pria itu tampak ketakutan namun berusaha untuk tutup mulut. Tapi karena terus didesak, pria itu akhirnya menyerah. Ia mengatakan bahwa Banyu memberitahu padanya bahwa salah satu temannya akan meninggal beberapa hari lagi. Mendengar penjelasan itu, warga sekitar menjadi semakin heboh.
Penduduk sekitar kemudian menjuluki Banyu sebagai 'Pembawa Pesan Kematian'. Sejak saat itu tak seorang pun berani melintas di dekat rumah Banyu. Mereka berfikir bahwa Banyu akan membisikkan tentang kematian yang tak lama setelah itu akan benar-benar terjadi. Oleh karena itu, mereka memilih untuk tidak mendekati bocah itu.
Baca juga : Kurang Satu Anggota Saat Rapat, Pengakuan Supervisor Membuat Satu Ruangan Merinding. Cerpen horor tentang penampakan hantu yang mengikuti pelatihan di suatu bimbingan belajar.
Suatu hari, Banyu tiba-tiba muncul di kampung tepatnya di lapangan bermain. Menyadari kehadiran Banyu, anak-anak yang saat itu sedang bermain berlari ketakutan sembari memanggil orangtua mereka. Namun ada satu anak yang tidak lari. Dia adalah gadis kecil berusia 5 tahun.
Saat beberapa orangtua datang ke lapangan, Banyu sudah tidak ada di sana dan gadis kecil itu terlihat diam seorang diri. Ibu bocah itu lantas memeluknya sembari menangis. Saat ditanya mengenai Banyu, gadis kecil yang polos itu kemudian mengatakan agar tidak ada yang pergi melaut untuk mencari ikan.
Meskipun takut dengan pesan tersebut, namun beberapa nelayan nekat pergi melaut karena itu satu-satunya mata pencaharian mereka. Beberapa hari setelah itu, warga kembali dihebohkan karena tiga nelayan yang pergi melaut tidak kunjung kembali.
Beberapa pria kemudian memutuskan untuk mendatangi Banyu untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Namun saat tiba di sana, mereka tidak lagi menemukan Banyu. Ketika mereka memasuki rumah tua itu, mereka terkejut mendapati sebuah kerangka manusia di bawah selimut. Ternyata Banyu sudah lama meninggal dan sosok yang selama ini dilihat warga berayun-ayun di bawah pohon adalah arwahnya.
Awalnya beberapa warga sering berkunjung untuk membawakan bahan makanan atau pakaian untuk Banyu. Sebagian juga menawarkan Banyu untuk pindah dan tinggal bersama mereka karena tidak tega melihat anak itu hidup sebatang kara tanpa orangtua. Tapi Banyu menolak dan memilih untuk tetap tinggal di rumah neneknya.
Tidak hanya berubah menjadi pendiam, Banyu juga nyaris tidak pernah bicara. Karena sangat jarang bicara, beberapa penduduk mengira bocah itu menjadi bisu sepeninggalan neneknya. Ia juga tidak lagi bermain ke kampung bersama anak-anak seusianya. Para penduduk yang lewat sering melihat Banyu bermain ayunan seorang diri. Bocah itu terlihat asik dengan dunianya sendiri.
Baca juga : Tersesat Saat Pulang Memancing, Pemuda ini Temukan Sosok Misterius di Sebuah Kampung Asing. Kisah horor tentang pengalaman seorang pemuda yang tersesat di sebuah kampung misterius.
Suatu hari karena merasa kasihan dan khawatir, beberapa Ibu warga sekitar memutuskan untuk mengunjungi Banyu. Saat tiba di sana, Banyu tidak terlihat di rumahnya. Mereka akhirnya menemukan Banyu di atas ayunannya. Bocah itu terlihat asik berayun-ayun namun ekspresi wajahnya sama sekali tidak bahagia. Matanya terlihat kosong seolah tidak menyadari keberadaan orang di sekitarnya.
Melihat kondisi tersebut, salah seorang wanita yang dituakan di kampung itu mencoba mendekati Banyu lalu berbisik padanya saat bocah itu menghentikan ayunan. Seperti biasa, Banyu tetap diam dengan tatapan jauh ke depan. Wanita itu meminta Banyu untuk turun namun Ia enggan bergeming. Wanita itu pun kembali berbisik untuk mengatakan agar Banyu ikut dengannya.
Saat itu Banyu mendekatkan wajahnya ke telinga wanita itu dan kemudian membisikkan sesuatu. Melihat hal itu, beberapa wanita lain yang hadir di sana merasa lega karena mereka berfikir Banyu sudah mulai luluh. Tapi sesaat kemudian, dengan ekspresi yang sulit diartikan wanita itu berjalan menjauhi Banyu dan mengajak teman-temannya untuk kembali.
Hal itu tentu membuat mereka bingung. Mereka lantas bertanya apa yang dibisikkan oleh Banyu pada wanita itu. Wanita itu hanya diam seolah membisu seperti Banyu. Seminggu setelah kejadian itu, penduduk dihebohkan dengan kematian wanita yang mendapat bisikan dari Banyu. Kematian wanita itu menjadi heboh karena sebelum kematiannya, Ia sempat bercerita pada anaknya bahwa Banyu membisikkan perihal kematiannya.
Sejak kejadian itu, para penduduk sekitar menjadi takut untuk mengunjungi Banyu. Mereka tak lagi datang membawa makanan dan melarang anak-anak bermain dengannya. Suatu hari, ketika beberapa pria dewasa yang hendak ke hutan melintas di depan rumah Banyu, mereka heran karena tidak mihat Banyu di ayunannya. Salah seorang pria kemudian mengajak yang lain untuk memeriksa kondisi Banyu.
Namun karena takut dengan isu yang beredar, tak seorang pun setuju dengan pria itu. Mereka menolak untuk memeriksa kondisi Banyu karena takut mendapat bisikan. Pria itu kemudian memutuskan untuk memeriksa Banyu seorang diri. Karena penasaran, pria lainnya memilih bersembunyi sembari mengamati apa yang terjadi.
Baru saja pria itu hendak mengetuk pintu, Banyu tiba-tiba nongol membuka pintu itu. Seperti biasa wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi dan tatapannya kosong. Pria itu lantas menanyakan bagaimana kabar Banyu. Tak berapa lama, Banyu meminta pria itu untuk membungkukkan badannya agar Ia dapat berbisik ke telinga pria itu. Sontak pria lain yang mengamati dari kejauhan merasa cemas.
Kecemasan mereka berubah menjadi ketakutan saat Banyu tiba-tiba mengarahkan telunjuknya ke arah mereka. Mereka kemudian sebisa mungkin bersembunyi di balik semak sembari penasaran dengan apa yang diucapkan Banyu. Seminggu setelah kejadian tersebut, salah satu dari mereka meninggal dunia.
Mereka yang penasaran lantas mendesak pria yang menemui Banyu untuk mengatakan apa yang dibisikan Banyu padanya. Pria itu tampak ketakutan namun berusaha untuk tutup mulut. Tapi karena terus didesak, pria itu akhirnya menyerah. Ia mengatakan bahwa Banyu memberitahu padanya bahwa salah satu temannya akan meninggal beberapa hari lagi. Mendengar penjelasan itu, warga sekitar menjadi semakin heboh.
Penduduk sekitar kemudian menjuluki Banyu sebagai 'Pembawa Pesan Kematian'. Sejak saat itu tak seorang pun berani melintas di dekat rumah Banyu. Mereka berfikir bahwa Banyu akan membisikkan tentang kematian yang tak lama setelah itu akan benar-benar terjadi. Oleh karena itu, mereka memilih untuk tidak mendekati bocah itu.
Baca juga : Kurang Satu Anggota Saat Rapat, Pengakuan Supervisor Membuat Satu Ruangan Merinding. Cerpen horor tentang penampakan hantu yang mengikuti pelatihan di suatu bimbingan belajar.
Suatu hari, Banyu tiba-tiba muncul di kampung tepatnya di lapangan bermain. Menyadari kehadiran Banyu, anak-anak yang saat itu sedang bermain berlari ketakutan sembari memanggil orangtua mereka. Namun ada satu anak yang tidak lari. Dia adalah gadis kecil berusia 5 tahun.
Saat beberapa orangtua datang ke lapangan, Banyu sudah tidak ada di sana dan gadis kecil itu terlihat diam seorang diri. Ibu bocah itu lantas memeluknya sembari menangis. Saat ditanya mengenai Banyu, gadis kecil yang polos itu kemudian mengatakan agar tidak ada yang pergi melaut untuk mencari ikan.
Meskipun takut dengan pesan tersebut, namun beberapa nelayan nekat pergi melaut karena itu satu-satunya mata pencaharian mereka. Beberapa hari setelah itu, warga kembali dihebohkan karena tiga nelayan yang pergi melaut tidak kunjung kembali.
Beberapa pria kemudian memutuskan untuk mendatangi Banyu untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Namun saat tiba di sana, mereka tidak lagi menemukan Banyu. Ketika mereka memasuki rumah tua itu, mereka terkejut mendapati sebuah kerangka manusia di bawah selimut. Ternyata Banyu sudah lama meninggal dan sosok yang selama ini dilihat warga berayun-ayun di bawah pohon adalah arwahnya.