Tafsimix - cerpen fiksi horor. Tian berkuliah di salah universitas negeri di Sumatera Utara. Memasuki semester empat, Tian memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu agar dapat meringankan beban orangtuanya. Atas saran dari senior, Tian bersama dua temannya pun mengantar lamaran pekerjaan ke sebuah instansi bimbingan belajar yang sudah sangat populer di Medan. Dua hari setelah itu, Tian dan salah satu temannya mendapat panggilan untuk mengikuti pelatihan.
Pelatihan diadakan setiap malam kecuali malam sabtu dan minggu. Pelatihan dibimbing oleh salah seorang tentor senior dan terkadang dipantau oleh supervisor. Selain untuk melatih skill peserta dalam mengajar, pelatihan tersebut sekaligus sebagai penilaian bagi mereka sebelum mereka diterjunkan mengajar di kelas bimbingan.
Karena ingin cepat mahir dan segera mendapatkan kelas, Tian bersama temannya Doni memutuskan untuk mengikuti pelatihan setiap malam. Tiap malamnya, Tian biasanya nebeng pada Doni yang kebetulan punya motor. Pelatihan dimulai sekitar jam 7 dan selesai sekitar jam 10 malam. Jika jumlah peserta pelatihan yang datang hanya sedikit, biasanya pelatihan akan lebih cepat selesai.
Dua minggu setelah mengikuti pelatihan secara rutin, Tian akhirnya absen beberapa hari karena salah satu teman dekatnya, Doni baru saja meninggal dunia. Sejak kepergian Doni, Tian terpaksa pergi pelatihan sendiri menggunakan angkutan umum. Tian juga selalu meminta izin untuk pulang lebih dulu karena Ia masih harus naik angkot untuk kembali ke kosnya.
Baca juga : Mengira Keluarganya Tewas dalam Kecelakaan, Pria ini malah Histeris saat Tahu Ibunya Masih Hidup. Cerita horor tengang sebuah keluarga yang alami kecelakaan mobil di sebuah jurang.
Saat malam jumat, salah seorang supervisor datang untuk memantau jalannya pelatihan sekaligus meminta para peserta untuk mengikuti rapat besar di hari sabtu karena akan ada pembagian jadwal untuk mereka yang dinilai sudah cukup siap untuk mengajar di kelas. Kabar tersebut tentu membuat Tian bahagia. Ia pun berdoa semoga Ia mendapat jadwal mengajar saat rapat besar nanti.
Karena sudah absen beberapa hari, pelatih meminta Tian untuk berlatih terlebih dahulu. Ia pun maju ke papan tulis membawakan materi lanjutan dari materi yang sebelumnya sudah Ia bawakan. Saat sedang serius berlatih mengajar, konsentrasi Tian tiba-tiba buyar. Tian tidak fokus karena Ia merasa heran dengan tingkah sang supervisor yang terlihat aneh.
Malam itu semua peserta pelatihan tampak serius memperhatikan materi yang dibawakan oleh Tian, begitupula sang pelatih. Tapi tidak begitu halnya dengan sang supervisor. Pria berkacamata tersebut terlihat berbicara seorang diri di kursi bagian belakang. Anehnya, Tian melihat pria itu berbicara sambil melihat ke sebelahnya seolah-olah ada orang di sana.
Saat pria itu menegur Tian yang terlihat tidak fokus, Tian kembali berusaha mengingat materi yang Ia sampaikan. Sambil melanjutkan materinya, Tian mencoba curi-curi pandang ke arah supervisor. Lagi-lagi Tian melihat pria itu berbicara seorang diri. Sama seerti tadi, peia itu juga kerap melihat ke kursi di sebelahnya. Hal itu tidak hanya membuat Tian bingung namun juga membuatnya ketakutan.
Keesokan harinya, setelah mengikuti rapat besar bersama seluruh tentor dan karyawan, Tian dan beberapa teman satu jurusan memasuki sebuah ruangan yang dikhususkan untuk jurusan mereka. Di ruangan tersebut, mereka akan melanjutkan rapat bagian untuk membagi jadwal mengajar.
Baca juga : Diminta Membantu Rawat Jenazah Korban Kecelakaan, Petugas Kamar Mayat Histeris saat Kenali Salah satu Jenazah. Pengalaman horor seorang penjaga kamar mayat yang menyeramkan.
Saat sang supervisor tiba di dalam ruangan, Ia meminta Tian dan lima tentor baru lainnya untuk memperkenalkan diri secara bergilir. Tian yang saat itu duduk di sudut mendapat giliran kelima. Karena hanya ada lima tentor baru yang hadir, sang supervisor pun menanyakan keberadaan satu tentor lainnya. Tian lantas mengatakan bahwa hanya ada lima tentor baru untuk jurusan mereka.
Sang supervisor lantas memeriksa catatannya, lalu menyebut nama Doni. Salah satu tentor senior yang melatih tentor baru kemudian menjelaskan bahwa Doni sudah meninggal seminggu yang lalu. Tian pun membenarkan informasi tersebut. Sang supervisor terlihat terkejut dan mencoba memastikan informasi yang Ia dengar. Ia terlihat tidak percaya.
Karena penasaran dan ingin memastikan berita tersebut, pria itu lantas mengambil foto Doni dari berkas lamaran. Saat Tian mengkonfirmasi foto tersebut adalah Doni dan mengatakan sekali lagi bahwa Doni sudah meninggal, sang supervisor tampak terkejut. Matanya terbelalak seolah tak percaya. Hal itu tentu membuat semua orang di ruangan tersebut bertanya-tanya.
Supervisor tersebut lantas menjelaskan bahwa Ia masih melihat Doni mengikuti pelatihan di malam jumat sebelumnya. Ia bahkan sempat mengobrol dengan Doni di kursi belakang. Mendengar penjelasan tersebut, Tian yang sempat melihat sang supervisor berbicara sendiri malam jumat itu pun menjadi merinding. Begitupula dengan mereka yang ada di ruangan tersebut.
Pelatihan diadakan setiap malam kecuali malam sabtu dan minggu. Pelatihan dibimbing oleh salah seorang tentor senior dan terkadang dipantau oleh supervisor. Selain untuk melatih skill peserta dalam mengajar, pelatihan tersebut sekaligus sebagai penilaian bagi mereka sebelum mereka diterjunkan mengajar di kelas bimbingan.
Karena ingin cepat mahir dan segera mendapatkan kelas, Tian bersama temannya Doni memutuskan untuk mengikuti pelatihan setiap malam. Tiap malamnya, Tian biasanya nebeng pada Doni yang kebetulan punya motor. Pelatihan dimulai sekitar jam 7 dan selesai sekitar jam 10 malam. Jika jumlah peserta pelatihan yang datang hanya sedikit, biasanya pelatihan akan lebih cepat selesai.
Dua minggu setelah mengikuti pelatihan secara rutin, Tian akhirnya absen beberapa hari karena salah satu teman dekatnya, Doni baru saja meninggal dunia. Sejak kepergian Doni, Tian terpaksa pergi pelatihan sendiri menggunakan angkutan umum. Tian juga selalu meminta izin untuk pulang lebih dulu karena Ia masih harus naik angkot untuk kembali ke kosnya.
Baca juga : Mengira Keluarganya Tewas dalam Kecelakaan, Pria ini malah Histeris saat Tahu Ibunya Masih Hidup. Cerita horor tengang sebuah keluarga yang alami kecelakaan mobil di sebuah jurang.
Saat malam jumat, salah seorang supervisor datang untuk memantau jalannya pelatihan sekaligus meminta para peserta untuk mengikuti rapat besar di hari sabtu karena akan ada pembagian jadwal untuk mereka yang dinilai sudah cukup siap untuk mengajar di kelas. Kabar tersebut tentu membuat Tian bahagia. Ia pun berdoa semoga Ia mendapat jadwal mengajar saat rapat besar nanti.
Karena sudah absen beberapa hari, pelatih meminta Tian untuk berlatih terlebih dahulu. Ia pun maju ke papan tulis membawakan materi lanjutan dari materi yang sebelumnya sudah Ia bawakan. Saat sedang serius berlatih mengajar, konsentrasi Tian tiba-tiba buyar. Tian tidak fokus karena Ia merasa heran dengan tingkah sang supervisor yang terlihat aneh.
Malam itu semua peserta pelatihan tampak serius memperhatikan materi yang dibawakan oleh Tian, begitupula sang pelatih. Tapi tidak begitu halnya dengan sang supervisor. Pria berkacamata tersebut terlihat berbicara seorang diri di kursi bagian belakang. Anehnya, Tian melihat pria itu berbicara sambil melihat ke sebelahnya seolah-olah ada orang di sana.
Saat pria itu menegur Tian yang terlihat tidak fokus, Tian kembali berusaha mengingat materi yang Ia sampaikan. Sambil melanjutkan materinya, Tian mencoba curi-curi pandang ke arah supervisor. Lagi-lagi Tian melihat pria itu berbicara seorang diri. Sama seerti tadi, peia itu juga kerap melihat ke kursi di sebelahnya. Hal itu tidak hanya membuat Tian bingung namun juga membuatnya ketakutan.
Keesokan harinya, setelah mengikuti rapat besar bersama seluruh tentor dan karyawan, Tian dan beberapa teman satu jurusan memasuki sebuah ruangan yang dikhususkan untuk jurusan mereka. Di ruangan tersebut, mereka akan melanjutkan rapat bagian untuk membagi jadwal mengajar.
Baca juga : Diminta Membantu Rawat Jenazah Korban Kecelakaan, Petugas Kamar Mayat Histeris saat Kenali Salah satu Jenazah. Pengalaman horor seorang penjaga kamar mayat yang menyeramkan.
Saat sang supervisor tiba di dalam ruangan, Ia meminta Tian dan lima tentor baru lainnya untuk memperkenalkan diri secara bergilir. Tian yang saat itu duduk di sudut mendapat giliran kelima. Karena hanya ada lima tentor baru yang hadir, sang supervisor pun menanyakan keberadaan satu tentor lainnya. Tian lantas mengatakan bahwa hanya ada lima tentor baru untuk jurusan mereka.
Sang supervisor lantas memeriksa catatannya, lalu menyebut nama Doni. Salah satu tentor senior yang melatih tentor baru kemudian menjelaskan bahwa Doni sudah meninggal seminggu yang lalu. Tian pun membenarkan informasi tersebut. Sang supervisor terlihat terkejut dan mencoba memastikan informasi yang Ia dengar. Ia terlihat tidak percaya.
Karena penasaran dan ingin memastikan berita tersebut, pria itu lantas mengambil foto Doni dari berkas lamaran. Saat Tian mengkonfirmasi foto tersebut adalah Doni dan mengatakan sekali lagi bahwa Doni sudah meninggal, sang supervisor tampak terkejut. Matanya terbelalak seolah tak percaya. Hal itu tentu membuat semua orang di ruangan tersebut bertanya-tanya.
Supervisor tersebut lantas menjelaskan bahwa Ia masih melihat Doni mengikuti pelatihan di malam jumat sebelumnya. Ia bahkan sempat mengobrol dengan Doni di kursi belakang. Mendengar penjelasan tersebut, Tian yang sempat melihat sang supervisor berbicara sendiri malam jumat itu pun menjadi merinding. Begitupula dengan mereka yang ada di ruangan tersebut.