Tafsimix - cerpen fiksi horor. Tino adalah pemuda berusia 20 tahun yang baru pindah ke sebuah desa bersama Ibunya. Mereka menempati sebuah rumah tua yang merupakan peninggalan dari orangtua sang Ibu. Karena belum mendapat pekerjaan, Tino memutuskan untuk memancing ikan di sungai yang terletak tak jauh dari rumah mereka. Ikan yang didapat akan dimasak untuk lauk dan sebagian akan dijual jika hasil pancingan cukup banyak.
Siang itu selepas dzuhur, Tino pergi ke sungai bersama dua orang temannya yang juga akan memancing. Setelah hampir dua jam memancing, Tino dan kedua temannya tidak kunjung mendapat ikan. Kedua teman Tino lantas memutuskan untuk pulang karena sudah bosan. Sementara Tino memilih tetap tinggal di sana dan lanjut memancing.
Tanpa terasa, hari sudah mulai gelap dan Tino baru mendapatkan tiga ekor ikan berukuran sedang. Meski hanya tiga ekor, Tino yang sudah lelah merasa itu sudah cukup buat makan malam bersama sang Ibu. Ia lantas memutuskan untuk pulang dan berjalan di sepanjang pinggiran sungai.
Setelah berjalan sekitar dua puluh menit, Tino tiba-tiba berhenti. Ia tampak heran mendapati banyak embun di sekelilingnya. Pemandangan di sekitarnya membuat saat itu terasa seperti di pagi hari. Rasa heran Tino pun semakin menjadi saat Ia mencoba merasa tidak mengenali tempatnya berdiri. Ia perhatikan sekelilingnya dengan seksama namun sama sekali tidak mengingat tempat tersebut.
Baca juga : Hadiri Rapat Besar, Satu Ruangan Dibuat Merinding Karena Pengakuan sang Supervisor. Kisah horor tentang penampakan hantu di ruang bimbel.
Hal itu membuat Tino gusar. Seingatnya, Ia memancing tidak terlalu jauh dari lokasi biasanya. Tino lantas kembali berjalan sembari mencoba mengingat-ingat lokasi yang Ia lalui. Tapi untuk kesekian kali, Ia justru merasa asing dengan tempat itu. Tino akhirnya berfikir bahwa Ia telah tersesat.
Meski merasa aneh, Tino mencoba untuk berfikir positif. Tanpa rasa curiga ia terus berjalan menyusuri jalan setapak yang dapat ia lihat. Semakin jauh, tempat yang Ia lalui semakin aneh. Tempat itu dipenuhi dengan kabut dan udara di sana terasa sangat sejuk. Untuk sesaat Ia merasa nyaman dengan kondisi tersebut.
Akan tetapi hal itu tidak bertahan lama. Tino yang tadinya tidak begitu khawatir menjadi sangat cemas. Ia sudah berjalan cukup jauh namun sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan di tempat itu. Ia bahkan tidak melihat pepohonan. Hal itu membuatnya bertanya-tanya dimana sebenarnya Ia berada.
Tak yakin untuk terus maju atau putar arah, Tino akhirnya memilih melanjutkan perjalanan setelah melihat cahaya dari kejauhan. Ia mengira cahaya teresebut merupakan cahaya lampu dari salah satu rumah di tempat itu karena samar-samar Ia juga seperti mendengar suara anak-anak yang sedang bermain. Hal itu membuatnya sedikit tenang.
Dengan langkah yakin Tino menggerakan kakinya lebih cepat mendekati cahaya tersebut. Namun bukannya semakin dekat, Tino malah merasa cahaya itu semakin jauh darinya seolah-olah cahaya itu juga ikut bergerak. Tino kembali berhenti dan mencoba mengamati cahaya tersebut. Tapi cahaya itu terlihat diam di posisi yang sama.
Saat kembali berjalan, Tino mendengar suara anak-anak yang semakin jelas. Ia pun yakin bahwa Ia sudah dekat dengan perkampungan. Meski cahaya yang Ia lihat sebelumnya terlihat semakin jauh, namun Tino akhirnya berhasil menemukan sebuah perkampungan. Tapi hal itu ternyata tidak cukup membantu karena kampung itu terlihat sangat sepi dan suara anak-anak tak lagi terdengar.
Di balik kabut yang semakin tebal, Tino berusaha mencari orang di sekitarnya. Ia sempat berteriak beberapa kali sembari berharap akan ada seseorang menghampirinya. Ketika Ia btiba di depan sebuah rumah, Tino dengan segera mengetuk pintu rumah itu sembari mengucapkan salam. Ia memanggil beberapa kali namun tidak ada balasan.
Baca juga : Mengira Keluarganya Tewas Dalam kecelakaan, Pemuda ini Histeris saat Mendengar Fakta tentangnya. Cerita horor tentang korban kecelakaan yang antar keluarganya ke rumah sakit.
Meski tidak ada yang menjawab salamnya, Tino akhirnya merasa lega saat mendengar seseorang berjalan mendekati pintu. Namun begitu pintu terbuka, Tino sama sekali tidak menemukan seseorang pun di sana. Saat Tino memutuskan untuk masuk, saat itulah Ia berteriak histeris karena mendapati sesosok makhluk aneh dengan mata merah menyala menatap ke arahnya.
Keesokan harinya, Tino ditemukan oleh warga tergeletak di antara pepohonan rimbun yang terletak tak jauh dari sungai. Ia pun menceritakan pengalaman yang Ia alami kepada warga yang sempat heboh. Sejak saat itu, tidak ada yang berani memancing di sungai jika sudah mulai gelap. Tino juga sudah jarang memancing sejak kejadian tersebut.
Siang itu selepas dzuhur, Tino pergi ke sungai bersama dua orang temannya yang juga akan memancing. Setelah hampir dua jam memancing, Tino dan kedua temannya tidak kunjung mendapat ikan. Kedua teman Tino lantas memutuskan untuk pulang karena sudah bosan. Sementara Tino memilih tetap tinggal di sana dan lanjut memancing.
Tanpa terasa, hari sudah mulai gelap dan Tino baru mendapatkan tiga ekor ikan berukuran sedang. Meski hanya tiga ekor, Tino yang sudah lelah merasa itu sudah cukup buat makan malam bersama sang Ibu. Ia lantas memutuskan untuk pulang dan berjalan di sepanjang pinggiran sungai.
Setelah berjalan sekitar dua puluh menit, Tino tiba-tiba berhenti. Ia tampak heran mendapati banyak embun di sekelilingnya. Pemandangan di sekitarnya membuat saat itu terasa seperti di pagi hari. Rasa heran Tino pun semakin menjadi saat Ia mencoba merasa tidak mengenali tempatnya berdiri. Ia perhatikan sekelilingnya dengan seksama namun sama sekali tidak mengingat tempat tersebut.
Baca juga : Hadiri Rapat Besar, Satu Ruangan Dibuat Merinding Karena Pengakuan sang Supervisor. Kisah horor tentang penampakan hantu di ruang bimbel.
Hal itu membuat Tino gusar. Seingatnya, Ia memancing tidak terlalu jauh dari lokasi biasanya. Tino lantas kembali berjalan sembari mencoba mengingat-ingat lokasi yang Ia lalui. Tapi untuk kesekian kali, Ia justru merasa asing dengan tempat itu. Tino akhirnya berfikir bahwa Ia telah tersesat.
Meski merasa aneh, Tino mencoba untuk berfikir positif. Tanpa rasa curiga ia terus berjalan menyusuri jalan setapak yang dapat ia lihat. Semakin jauh, tempat yang Ia lalui semakin aneh. Tempat itu dipenuhi dengan kabut dan udara di sana terasa sangat sejuk. Untuk sesaat Ia merasa nyaman dengan kondisi tersebut.
Akan tetapi hal itu tidak bertahan lama. Tino yang tadinya tidak begitu khawatir menjadi sangat cemas. Ia sudah berjalan cukup jauh namun sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan di tempat itu. Ia bahkan tidak melihat pepohonan. Hal itu membuatnya bertanya-tanya dimana sebenarnya Ia berada.
Tak yakin untuk terus maju atau putar arah, Tino akhirnya memilih melanjutkan perjalanan setelah melihat cahaya dari kejauhan. Ia mengira cahaya teresebut merupakan cahaya lampu dari salah satu rumah di tempat itu karena samar-samar Ia juga seperti mendengar suara anak-anak yang sedang bermain. Hal itu membuatnya sedikit tenang.
Dengan langkah yakin Tino menggerakan kakinya lebih cepat mendekati cahaya tersebut. Namun bukannya semakin dekat, Tino malah merasa cahaya itu semakin jauh darinya seolah-olah cahaya itu juga ikut bergerak. Tino kembali berhenti dan mencoba mengamati cahaya tersebut. Tapi cahaya itu terlihat diam di posisi yang sama.
Saat kembali berjalan, Tino mendengar suara anak-anak yang semakin jelas. Ia pun yakin bahwa Ia sudah dekat dengan perkampungan. Meski cahaya yang Ia lihat sebelumnya terlihat semakin jauh, namun Tino akhirnya berhasil menemukan sebuah perkampungan. Tapi hal itu ternyata tidak cukup membantu karena kampung itu terlihat sangat sepi dan suara anak-anak tak lagi terdengar.
Di balik kabut yang semakin tebal, Tino berusaha mencari orang di sekitarnya. Ia sempat berteriak beberapa kali sembari berharap akan ada seseorang menghampirinya. Ketika Ia btiba di depan sebuah rumah, Tino dengan segera mengetuk pintu rumah itu sembari mengucapkan salam. Ia memanggil beberapa kali namun tidak ada balasan.
Baca juga : Mengira Keluarganya Tewas Dalam kecelakaan, Pemuda ini Histeris saat Mendengar Fakta tentangnya. Cerita horor tentang korban kecelakaan yang antar keluarganya ke rumah sakit.
Meski tidak ada yang menjawab salamnya, Tino akhirnya merasa lega saat mendengar seseorang berjalan mendekati pintu. Namun begitu pintu terbuka, Tino sama sekali tidak menemukan seseorang pun di sana. Saat Tino memutuskan untuk masuk, saat itulah Ia berteriak histeris karena mendapati sesosok makhluk aneh dengan mata merah menyala menatap ke arahnya.
Keesokan harinya, Tino ditemukan oleh warga tergeletak di antara pepohonan rimbun yang terletak tak jauh dari sungai. Ia pun menceritakan pengalaman yang Ia alami kepada warga yang sempat heboh. Sejak saat itu, tidak ada yang berani memancing di sungai jika sudah mulai gelap. Tino juga sudah jarang memancing sejak kejadian tersebut.